Salahnyataan Dalam Urusan Sewa Beli Tiga Segi: Hak Dan Remedi Pengguna (Misrepresentation In The Hire Purchase Triangular Transactions: Consumer Rights And Remedies)
Abstract
Various statements will be made by the dealer or supplier during the negotiation process leading to the entry into a hire purchase contract between the owner and the hirer. If the statement made is inaccurate or false, this can give some remedial rights to the party to whom the statement was presented. The dealer will act as a middleman who negotiates with the prospective hirer on behalf of the owner. Courts often face difficulties in determining remedies for the hirer when there is a misrepresentation in hire purchase transactions due to the nature of this transaction known as a ‘triangular hire purchase transactions’. This happens when the dealings made towards the entering into a contract involves three parties, namely the dealer, the hirer, and the owner that is the party offering the credit. The objective of this article is to discuss the extent to which the existing laws may provide protection to consumers when a trader or owner makes a misrepresentation that leads to the entry of a contract. What are the rights and remedies of the hirer should the hirer enter into a hire purchase contract influenced by the false statements represented by the dealer or the owner? The methodology applied in this study is a critical and analytical approaches to the primary and secondary resources, in particular a Hire Purchase Act 1967, in order to examine the consumer rights and protection issues and to analyse the weaknesses and loopholes in the existing laws. The study found that there are loopholes in the provisions of the Hire Purchase Act 1967 in providing rights and remedies to the consumers in the event of misrepresentation, which requires reference to other legislation.
Abstrak
Pelbagai pernyataan akan dibuat oleh peniaga atau pembekal semasa proses perundingan yang membawa kepada kemasukan kontrak sewa beli antara pemunya dan penyewa. Sekiranya pernyataan yang dibuat adalah sesuatu yang salah atau tidak benar, ini boleh memberikan hak remedi kepada pihak yang disampaikan salahnyataan tersebut. Kebiasaannya peniaga akan bertindak sebagai orang tengah yang menjalankan perundingan dengan bakal penyewa bagi pihak pemunya. Mahkamah sering berhadapan dengan masalah dalam menentukan remedi terhadap bakal penyewa apabila berlakunya salahnyataan dalam urusan sewabeli disebabkan sifat transaksi sewabeli yang dikenali sebagai sewabeli tigasegi (triangular transactions). Ini berlaku apabila urusan yang dibuat ke arah memasuki perjanjian melibatkan tiga pihak iaitu peniaga, penyewa dan pemunya iaitu pihak yang menawarkan pinjaman. Objektif penulisan ini adalah bagi membincangkan sejauh mana undang-undang sedia ada menyediakan perlindungan kepada pengguna apabila pihak peniaga atau pemunya melakukan salahnyataan yang membawa kepada kemasukan kontrak. Apakah hak-hak serta remedi penyewa seandainya terpengaruh dengan pernyataan salah oleh peniaga atau pemunya berkaitan dengan sesuatu fakta sehingga dia bersetuju untuk mendapatkan barang tersebut secara sewa beli. Metodologi yang digunakan ialah melalui pendekatan analitis dan kritis terhadap sumber-sumber primer dan sekunder, khususnya Akta Sewa Beli 1967bagi membincangkan isu-isu perlindungan pengguna dan kelemahan serta kelompangan dalam undang-undang sedia ada. Kajian mendapati terdapat kelompangan peruntukan Akta Sewa Beli 1967 dalam memberikan hak dan remedi kepada pengguna apabila berlaku salahnyataan, yang memerlukan rujukan kepada perundangan lain.
Kata Kunci: Salahnyataan; sewa beli; remedi; pengguna
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.